Iklan

terkini

Tiga Cara Bersyukur Kepada Allah SWT, Itu Pesan Khotib Saat Solat Jumat di Masjid Al-Huda Desa Danau Rata

Jumat, 16 Mei 2025, 14:35 WIB Last Updated 2025-05-16T07:38:23Z
MUARA ENIM,- Masyarakat Desa Danau Rata kecamatan Sungai Rotan, kabupaten Muara Enim, sebagai mana biasanya, pada hari ini melakukan Salat Jumat,  Dimana salat Jumat ini adalah wajib dilaksanakan oleh Muslim pria setiap hari Jumat  sebagai menggantikan Salat Zuhur, bertempat di Masjid Al-Huda Desa Danau Rata Jumat 16 Mei 2025.

Dalam kesempatan solat Jumat hari ini bertindak sebagai Khotib adalah bapak Hendri seorang guru madrasah ibtidaiyah desa Danau Rata, menyampaikan pesan dalam khotbah Jumatnya yang berjudul "Tiga cara bersyukur kepada Allah SWT" cara bersyukur tersebut antara lain:

1). Melalui Aktivitas Lisan   Dalam aktivitas lisan ini, ucapan “alhamdulillah” adalah hal minimal yang harus kita lakukan. Aktivitas lain adalah berkata yang baik-baik. Orang yang bersyukur kepada Allah akan selalu menjaga lisannya dari ucapan-ucapan yang tidak baik. Mereka akan selalu berhati-hati dan berusaha untuk tidak mengatakan sesuatu yang membuat orang lain tersakiti hatinya. Orang-orang yang bersyukur tidak berkeberatan untuk meminta maaf atas kesalahannya sendiri kepada orang lain sebagaimana mereka juga tidak berkeberatan memaafkan kesalahan orang lain. Kepada Allah SWT, mereka senantiasa bersegera memohon ampunan kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Surat Ali Imran, ayat 133:       

“Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu” Memohon ampun, baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia memang tidak perlu ditunda-tunda. Lebih cepat tentu lebih baik. Betapa banyak kerugian yang timbul akibat macetnya hubungan atau silaturrahim antar sesama saudara, kawan dan relasi, gara-gara persoalan maaf-memaafkan belum terselesaikan.    

2.), Melalui Aktivitas Hati   Dalam aktivitas hati ini, bagaimana mengelola hati menjadi hal sangat penting. Aktivitas hati terkait dengan syukur bisa diwujudkan dalam bentuk perasaan senang, ikhlas dan rela dengan apa sudah yang ada. 

Orang-orang bersyukur tentu lebih mudah mencapai bahagia dalam hidupnya terlepas apakah mereka termasuk orang sukses atau belum sukses. Syukur tidak mensyaratkan sukses dalam hidup ini sebab kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada manusia takkan pernah bisa dihitung. Manusia takkan pernah mampu menghitung seluruh kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Allah dalam surat Ar-Rahman, ayat 13, bertanya kepada manusia:    

“Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”   Ayat tersebut diulang berkali-kali dalam ayat-ayat berikutnya dalam surat yang sama, yakni Ar-Rahman. Pengulangan ini tentu bukan tanpa maksud. Allah menantang kepada manusia untuk jujur dalam membaca dang menghitung kenikmatan yang telah Dia berikan. Bagaimana kita bisa bisa bernapas, bagaimana kita bisa melihat dan mendengar serta bagaimana kita bisa merasakan dengan panca indera kita? 

Dari pertanyaan-pertanyaan seperti itu saja kita sudah tidak mampu menghitung berapa kenimatan yang terlibat di dalamnya. Maka barangsiapa tidak bersyukur kepada Allah, sesungguhnya dia telah kufur atau mengingkari kenikmatan-kenikmatan yang telah diterimanya dari Allah  SWT.   Jamaah Jumat rahimakumullah,   Orang-orang yang bersyukur kepada Allah tentu memiliki jiwa yang ikhlas dalam melakukan dan menerima sesuatu. Orang-orang yang bersyukur tentu tidak suka berkeluh kesah atas kekurangan-kekurangan atau hal-hal tidak menyenangkannya. 

Orang-orang bersyukur tentu lebih sabar daripada mereka yang tidak bersyukur. Memang untuk bisa bersyukur kita perlu kesabaran. Untuk bersabar kita perlu keikhlasan. Dengan kata lain, syukur, sabar dan ikhlas sesungguhnya saling berkaitan. Maka dalam ilmu tasawuf, syukur adalah suatu maqom atau tingkatan yang sangat tinggi yang hanya bisa dicapai oleh mereka yang telah berhasil mencapai kompetensi tinggi dalam hal spiritualitas. Dari sinilah kemudian muncul konsep kecerdasan spiritual.  Kecerdasan ini hanya bisa dicapai melalui latihan-latihan yang sering disebut dengan riyadhah. 

Hal ini berbeda dengan kecerdasan intelektual yang bisa diterima seseorang  secara genetis tanpa melaui latihan-latihan tertentu.     

3). Melalui Aktivitas Fisik    Aktivitas fisik atau perbuatan nyata terkait dengan syukur  bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, baik melibatkan orang lain atau hanya melibatkan diri sendiri. Yang terkait dengan orang lain misalnya seperti berbagi rejeki, ilmu pengetahuan, kegembiraan dan sebagainya.     

Jamaah Jumat rahimakumullah, Dalam hidup bermasyarakat, kita sering menerima udangan syukuran. Ini adalah contoh syukuran dalam bentuk perbuatan nyata dimana yang punya hajat berbagi rejeki kepada para tamu dengan memberikan jamuan makan dan minum. Jamuan ini menjadi sedekah yang tentu saja bernilai pahala. Undangan-undangan semacam ini tentu memilki dasar yang kalau kita telusuri akan kita temukan dalam Al Qur’an, Surat Adh-Dhuha, ayat 11.

Liputan : Umar Dani 

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Tiga Cara Bersyukur Kepada Allah SWT, Itu Pesan Khotib Saat Solat Jumat di Masjid Al-Huda Desa Danau Rata

Terkini

Topik Populer

Iklan