PRABUMULIH — Komisi I DPRD Prabumulih memediasi pertemuan antara RS AR Bunda Prabumulih dan keluarga pasien almarhumah — sebagai upaya penyelesaian atas dugaan kelalaian pelayanan medis. Mediasi digelar pada Jumat, 28 November 2025, di ruang DPRD.
Dalam mediasi tersebut, Direktur RS AR Bunda, dr. Harry Wahyudi, menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga pasien atas kekurangan dalam penanganan. Ia juga menjelaskan bahwa pihak rumah sakit telah menjalankan pelayanan sesuai prosedur operasional standar, namun tetap menyerahkan penentuan penyebab medis kepada hasil investigasi resmi dari Dinas Kesehatan Kota Prabumulih.
Sementara itu, anggota Komisi I, Riza Ariansyah, menegaskan bahwa peran DPRD dalam kasus ini adalah sebagai mediator — bukan sebagai penegak medis. Keputusan final terkait penyebab kematian dan evaluasi layanan diserahkan kepada Dinas Kesehatan.
Sedangkan pihak keluarga pasien mengaku menyambut niat mediasi, namun menuntut transparansi penuh. Sejak mediasi pada 17 November lalu, mereka mengaku belum menerima hasil investigasi maupun kejelasan tanggung jawab. Keluarga berharap agar RS dan Dinkes bersikap terbuka serta memberi penjelasan memadai atas keluhan yang telah disampaikan.
Pertemuan ini dianggap sebagai langkah awal untuk memperbaiki komunikasi antara pihak RS dan keluarga pasien, serta sebagai momentum evaluasi pelayanan di RS AR Bunda agar insiden serupa tidak terulang.
Reporter: Ilham Aprenneza
